Masjid Besar Baiturrahman Genteng

Banyuwangi - Buat kalian yang mengunjungi kota Banyuwangi, khususnya wilayah Kecamatan Genteng, mungkin sudah tidak asing dengan Masjid yang satu ini. Masjid Besar Baiturrahman Genteng atau dikenal juga dengan sebutan Masjid Jami' Genteng, letaknya sangat strategis dan mudah diakses oleh siapa pun yang ingin mengunjunginya, termasuk para musafir. 

Masjid Besar Baiturrahman Genteng: Menyambut 1 Ramadan 1446 H Dalam Kebersamaan

Menyambut 1 Ramadan 1446 H, suasana Masjid Besar Baiturrahman Genteng dipenuhi kehangatan dan semangat menunaikan ibadah di bulan yang suci ini. Sejak sore, mulai dari anak-anak, remaja dan jemaah mulai berdatangan, membawa hati yang siap untuk beribadah bersama.

Masjid Besar Baiturrahman Genteng terletak di Jalan Hasanuddin No. 1, Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Letaknya berdekatan dengan kompleks pertokoan dan pasar di Genteng Wetan.

Meskipun informasi spesifik mengenai sejarah pendirian dan perkembangan masjid ini belum tersedia, masjid ini sudah berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan bagi masyarakat setempat.

Di Awali Sholawat

Shalawat di Masjid Besar Baiturrahman Genteng

Tepat pukul 16.00 WIB, lantunan sholawat menggema di seluruh Masjid Baiturahman. Suara merdu para remaja masjid (Remas) berpadu dengan jemaah, menciptakan harmoni yang syahdu dalam pujian kepada Rasulullah SAW. Dengan penuh kekhusyukan, setiap bait sholawat mengalun, membawa ketenangan dan kedamaian bagi siapa saja yang mendengarnya. Suasana masjid pun dipenuhi dengan aura spiritual yang menyejukkan hati.

Selama satu jam penuh, gema sholawat terus mengisi ruang-ruang masjid, menguatkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Tidak hanya lisan yang bergetar memuji, tetapi juga hati yang larut dalam keindahan syair-syair islami. Para jemaah, dari anak-anak hingga orang tua, terlihat khidmat mengikuti alunan suara yang mengalir lembut, menyatukan mereka dalam kebersamaan yang penuh berkah.

Kegiatan ini semakin hidup dengan iringan musik hadrah yang membangkitkan semangat Ramadan. Para remaja yang aktif berorganisasi di masjid dengan penuh dedikasi mempersembahkan sholawat sebagai bentuk pengabdian mereka. Bukan sekadar lantunan, tetapi juga wujud kecintaan dan penghormatan terhadap Rasulullah SAW. Dengan semangat yang menyala, mereka menjadikan masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan keislaman yang menginspirasi banyak orang.


Tausiyah

Tausiyah di Masjid Besar Baiturrahman

Setelah lantunan sholawat menggema, acara berlanjut dengan tausiyah yang disampaikan oleh Ketua Takmir Masjid Baiturrahman, Bapak Mukhdor Atim. Dalam ceramahnya, beliau mengulas tentang keistimewaan Ramadan sebagai bulan penuh berkah dan ampunan. 

Ramadan bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga momentum untuk meningkatkan ketakwaan. Beliau mengingatkan jemaah bahwa setiap amal baik yang dilakukan di bulan ini akan dilipatgandakan pahalanya, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:

 "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (QS. Az-Zumar: 10).

Dalam tausiyahnya, Bapak Mukhdor Atim menekankan bahwa puasa adalah ibadah yang sangat istimewa karena dinilai langsung oleh Allah SWT. 

Beliau mengutip sabda Rasulullah SAW: "Setiap amal anak Adam akan dilipatgandakan kebaikannya sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya." (HR. Bukhari dan Muslim). 

Dengan demikian, puasa bukan sekadar ritual, melainkan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperoleh rahmat-Nya.

Beliau juga mengingatkan agar jemaah menjaga puasa mereka dari hal-hal yang dapat mengurangi pahalanya. Tidak hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga dari perbuatan tercela seperti berdusta, bergunjing, dan berkata buruk.

Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makan dan minumnya." (HR. Bukhari). 

 Oleh karena itu, beliau mengajak semua yang hadir untuk menjadikan Ramadan sebagai ajang penyucian diri, dengan menjaga lisan, hati, dan perbuatan agar tetap dalam kebaikan.

Buka Bersama


Menjelang Maghrib, suasana semakin khidmat. Hidangan berbuka telah disiapkan oleh panitia masjid untuk para jemaah. Ketika adzan berkumandang, mereka pun menyantap hidangan dengan penuh syukur. 

Kebersamaan dalam berbuka ini menjadi pengingat bahwa Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang berbagi dan mempererat ukhuwah Islamiyah.  

Setelah sholat Maghrib berjamaah, jemaah bersiap untuk sholat Isya dan tarawih. Masjid semakin dipenuhi oleh masyarakat yang ingin menghidupkan malam pertama Ramadan dengan ibadah. 

Dalam tausiyah singkat sebelum tarawih, Bapak Mukhdor menegaskan pentingnya menjaga lisan dan hati selama berpuasa. Ramadan bukan hanya tentang menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi juga dari segala perbuatan yang dapat merusak nilai ibadah.  

Sholat tarawih malam itu berlangsung dengan penuh kekhusyukan. Setiap rakaat menjadi langkah awal perjalanan spiritual selama sebulan ke depan. 

Ramadan telah tiba, dan di Masjid Besar Baiturrahman Genteng, kebersamaan dalam ibadah terasa begitu kuat. Semoga semangat ini terus terjaga hingga akhir bulan suci.

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa 🌙 

Salam Literasi!